Senin, 24 Februari 2014

Keindahan Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia. Ibukotanya adalah Rangkasbitung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang di utara, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Pandeglang di barat.
Kabupaten Lebak terdiri atas 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas 340 desa dan 5 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Rangkasbitung, yang berada di bagian utara wilayah kabupaten. Kota ini dilintasi jalur kereta api Jakarta-Merak.
Secara geografis wilayah Kabupaten Lebak berada pada 105 25' - 106 30 BT dan 6 18' - 7 00' LS. Bagian utara kabupaten ini berupa dataran rendah, sedang di bagian selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Halimun di ujung tenggara, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Sungai Ciujung mengalir ke arah utara, merupakan sungai terpanjang di Banten.
Baduy merupakan salah satu objek wisata yang dimiliki Kabupaten Lebak dan sering dikunjungi wisatawan mancanegara karena memiliki keunikan tersendiri.

Wisata Alam di Lebak
Inilah tempat wisata yang mungkin kurang dikenal oleh kita semua namun memiliki keindahan yang tidak kalah dengan tempat wisata pantai lainnya, bisa di katakana sebagai syurga yang tersembunyi, kab lebak banten memang memiliki banyak tempat wisata yang ke indahannya belum terexpose ke publik secara keseluruhan, mungkin hanya penduduk lokal saja yang mengetahuinya, salah satu dari ke tiga tempat ini, mungkin yang paling menonjol adalah pantai sawarna, bahkan pantai ini sudah di kenal sampai mancanegara, terbukti para bule sering terlihat sedang main surfing disana, Miris memang, kita sebagai tuan rumah di Indonesia ini masih banyak yang belum mendengarnya, justru turis mancanegara yang lebih dulu tahu dari kita semua, ok berikut ini 3 tempat yang tersembunyi di kab lebak banten
1. Karang Taraje

Karang Taraje adalah pantai pertama yang akan kita temui jika berangkat via Serang. Objek wisata Karang Taraje, lokasinya sekira 4 kilometer dari pusat kota Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Karang Taraje adalah pantai karang dengan bentangan karang yang besar dan luas di sepanjang pantai Laguna Pari hingga Pantai Sepang/ Cikoromong. Dinamakan Karang Taraje karena disana terdapat karang yang menyerupai taraje atau tangga (taraje bahasa sunda yang artinya tangga). Hamparan karang sesekali terlihat di permukaan saat ombak kembali ke lautan. Semakin siang, puncak-puncak karang akan semakin jelas terlihat dan menyerupai trap atau undak-undak. Oleh karena itu, kawasan pantai sekitar 4 kilometer ini dinamai Karang Taraje.
Di Karang Taraje kita juga akan menemukan beberapa cekungan karang yang membentuk kolam di antara sela-sela karang. Cekungan/ kolam tersebut berisi air dan ikan. Tidak heran banyak penduduk lokal yang senang menjadikan Karang Taraje sebagai tempat untuk memancing.
2. Pulau Manuk

Setelah melewati Karang Taraje, Anda akan menemukan Pulau Manuk yang terletak tidak jauh dari Karang Taraje. Jika di Pantai Karang Taraje bibir pantainya dipenuhi karang, maka di Pulau Manuk ini kebalikannya. Sepanjang bibir pantai dipenuhi pasir putih yang terhampar luas, bersih dan sepi dari para wisatawan atau pun warga setempat. Tidak jauh dari pinggir pantainya terdapat pulau kecil yang diberi nama Pulau Manuk (Pulau Burung).
Kondisi pantai yang berpasir putih tanpa karang, landai dengan ombak yang tenang sangat aman untuk berenang maupun berselancar. Warna air laut yang biru bersih semakin mengundang kita untuk bermain bersama airnya. Ditempat ini, Anda tidak akan menemukan penjual akesories atau penjaja makanan lainnya, karena pantai ini salah satu pantai yang belum dijadikan tempat wisata resmi oleh Pemda setempat atau istilahnya masih wisata liar, sehingga tidak dikenakan retribusi untuk masuk.
3. Pantai Sawarna

Pantai Sawarna sebagai objek wisata andalan berjarak 1 (satu) kilometer dari jembatan gantung, yang akan kita temukan setelah melewati hutan dan jalanan yang berkelok dan menurun. Menuju pantai ini hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau menggunakan motor. Hal ini dikarenakan ukuran jembatan gantung yang kecil dan hanya memiliki lebar 1 (satu) meter. Pantai Sawarna adalah pantai pasir putih sebagaimana tipikal pantai-pantai di Jawa pada umumnya.
Sebelum mencapai pantainya, sepanjang perjalanan mata kita akan disuguhkan tanaman kacang dan sawah penduduk setempat, yang terdapat di kanan kiri jalan setapak yang akan kita lalui. Sementara, kurang lebih 500 meter di depan sana, tampak luasnya laut yang seolah menyambut kedatangan kita dengan ramah.
Disekitaran Pantai Sawarna ini terdapat Pantai Tanjung Layar. Dinamakan Tanjung Layar karena terdapat dua bukit mirip layar kapal di tengah lepas pantainya. Untuk mendekati bukitnya tidak sulit, karena airnya dangkal dan banyak karang yang bisa membantu untuk mendekat. Akan tetapi, jangan coba-coba untuk berenang melewati batas karang yang bertindak seolah seperti tembok yang menghalangi ombak menuju ke pinggir pantai.
Pemandangan menarik dan tidak terdapat ditempat lain ada di belakang dua bukit tersebut. Dari dekat bukit tempat kita berdiri akan terlihat hempasan ombak yang membentuk karang setinggi 3 meter lebih. Setiap deburan ombak yang membentur karang, akan berhamburan ke atas seperti letusan gunung merapi, dan menghempaskan air yang terbawa angin menghampiri wajah. Sungguh sangat menakjubkan, yang mempunyai ciri keindahan yang sangat khas dan memikat mata kita untuk selalu melihat mengelilingi seluruh pemandangan yang ada di pantai sawarna ini.
4. Arung jeram Ciberang


Sungai Ciberang di Lebak, Banten terkenal akan wisata arung jeramnya. Selain menikmati wahana arung jeram, Anda dapat melihat anak-anak menghabiskan waktunya dengan bermain di sungai.
Jalan yang lumayan ekstrem saya lalui dari Kota Rangkasbitung menuju daerah Lebak Gedong, sekitar 1,5 jam. Letaknya pun tidak jauh dari Pondok pesantren Latansa yang mungkin sekolahnya sudah terkenal bagi teman-teman semua. Dari Ponpes Latansa itu sekitar 15 menit perjalanan menuju tempat arung jeramnya.
Hari itu saya juga mampir di sebuah jembatan, namun ada hal menarik yang saya lihat di bawah jembatan tersebut. Keceriaan anak-anak kecil yang sedang bermain air di bawah jembatan. Dengan santainya mereka meloncat dari atas jembatan ke sungai, sungguh pemandangan yang mungkin saya jarang lihat di kota. Senyum dan tawa mereka membuat saya rileks, seakan mampu melepas penat yang biasa saya rasakan di ibukota.
Ini saya share foto-fotonya, lumayan bisa mengobati rasa penat yang mungkin Anda dan saya rasakan. Tapi ini bukan porno aksi ya, soalnya anak kampung di sana kalau renang tidak pakai apa-apa. Maklumlah daerah saya masih kampung.
5.BADUY
Warga Suku Baduy di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Budaya Baduy yang berlokasi di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak bisa dijadikan wisata dunia sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. "Kita memiliki kawasan Baduiy yang bisa dijadikan objek wisata sejarah dunia dan budaya orang-orang asli," kata Tokoh muda Lebak Akhmad Kusaeni, Senin (2/12).
Ia mengatakan, pemerintah daerah ke depan nantinya membangun pusat wisata budaya Baduy.
Di sana dibangun infrastruktur, hotel dan pusat perdagangan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sebab Lebak memiliki kelebihan dibandingkan Singapura karena terdapat kawasan suku Baduy.
Selama ini, kata dia, konservasi Baduy belum dimanfaatkan untuk kepentingan wisata sebagaimana kawasan Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru. Membangun wisata sejarah Badui menjadi objek wisata dunia bukan mengada-ada. Ini bisa dikaitkan dengan konsep konservasi Jembatan Selat Sunda (JSS).
Kalau di Lampung dibangun kawasan konservasi Tambling, maka kita bisa minta konsesi kepada pengembangan JJS untuk membangunkan konservasi Baduy. "Saya kenal baik dengan penggagas JJS, saya bisa bantu sambungin untuk menyampaikan gagasan ini," katanya.
Menurut dia, semuanya berawal dari mimpi dan impian itulah yang diihtiarkan jadi kenyataan. Kita harus berani bermimpi, dan mimpi harus besar. Jangan setengah-setengah. Kalau saja Wright bersaudara tidak bermimpi bahwa manusia bisa terbang seperti burung, tidak mungkin kita menemukan pesawat terbang.
Kalau saja raja-raja Majapahit tidak bermimpi memiliki sebuah monumen yang menjadi warisan mereka, maka tidak mungkin ada Candi Borobudur. "Bermimpilah untuk segala kebaikan untuk Lebak, maka itu akan terjadi. Manjada wajadda," katanya.
Ia menyebutkan, untuk semua itu bisa terjadi, kuncinya adalah pendidikan. Contohlah Jepang. Ketika bom atom menghancurkan Hirosima dan Nagasaki, pertanyaan pertama Kaisar Jepang adalah: Berapa banyak guru yang selamat, berapa banyak sekolah yang tidak hancur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar